Selasa, 22 Mei 2012

Sistem pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar Khusus

BAB 4
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahamatNya sehingga makalah dengan judul Sistem Pendidikan bagi Anak Berkesulitan belajar khusus ini selesai dilaksanakan. Tersusunya makalah ini merupakan salah satu upaya untuk lebih mudah menambah wawasan dan pengetahuan teman-teman sekalian dan penulis berharap makalah ini dapat benar-benar membantu teman-teman dan dapat berguna bagi siapa pun yang membacanya khususnya pada mata kuliah Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar”.
            Berbagi kekurangan dan keterbatasan yang mengiringi terbitnya makalah ini, olehnya itu kami dengan segala kerendahan hati mengharapkan masukan dari pembaca untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah ini .
            Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada seluruh pihak yang ikut serta dalam penyusuna makalah ini.


Teori tentang kesulitan belajar merupakan sekumpulan bangunan pengertian atau konsep, definisi, dan dalil yang saling terkait, yang memungkinkan terbentuknya suatu gambaran yang sistematik tentang fenomena kesulitan belajar dengan menjelaskan hubungan antarberbagai variabel, dengan tujuan menjelaskan, meramalkan , dan mengendaliakan fenomena tersebut.
A.       Sistim Pelayanan Pendidikan
1.    Pengajaran Remedial
       Anak berkesuliatan belajar memerlukan program pelayanan remedial hendaknya dilaksanakan oleh guru khusus yang hendaknya dilaksanakan oleh guru khusus yang memiliki keahlian dalam bidang pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Sebelum memberikan pengajaran remedial, guru perlu lebih dahulu menegakkan diagnosis, yaitu menentukan jenis dan penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif dan efisien. Ada tujuh langkah yang hendaknya diikuti oleh guru dalam menegakkan diagnosis kesulitan belajar, yaitu:
1.      Identifikasi
2.      Menetukan prioritas anak yang perlu diberi pelayanan pengajaran remedial
3.      Menentukan potensi
4.      Menentukan taraf keamapuan dalam bidang yang perlu diremidasi
5.      Menentukan gejala kesulitan
6.      Menganalisis faktor-faktor yang terkait
7.      Menyusun rekomendasi untuk pengajaran remedial.
           Ada sembilan prinsip diagnosis kesulitan belajar yang perlu diperhatikan, yaitu :  
1.         terarah pada perumusan metode perbaikan,
2.         efisien,
3.         penggunaan catatan kumulatif,
4.         memperhatikan berbagai informasi yang terkait,
5.         valid dan reliabel,
6.         penggunaan tes baku (kalau mungkin),
7.         penggunaan prosedur informal,
8.         kuantitatif, dan
9.         berkesinambungan.
                Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar merupakan bagian dari ilmu pendidikan luar biasa atau ortopedagogik. Pendidikan luar biasa bukan merupakan pendidikan yang secara keseluruhan berbeda dari pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, pendidikan luar biasa dapat diselenggarakan terintegrasi dengan pendidikan pada umumnya. Pemisahan anak luar biasa dari anak-anak lain pada umumnya hendaknya hanya untuk keperluan pembelajaran (instruction), bukan untuk keperluan pendidikan (education).
Pengajaran remedial adalah salah satu pengajaran yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami sisiwa yang mengalami kesulitan belajar. Sehubung dengan hal tersebut Kirk & Kirk (1976) Reid (1986) dan Lovitt (1989) Mengemukakan bahwa perinsip pengajaran remedial yang diuraikan di bawah ini
1.    Mengindividualisme program pengajaran
        Untuk memahami kebutuhan siswa berkesulitan belajar yang bersifat homogen maka program pengajaran perlu didesain sesuai dengan spesifikasi masalah kesulitan belajar yang dialami. Disamping hal tersebut guru perlu memahami kondisi emosi individual yang bersangkutan karena kondisi emosi dapat menjadi pendorong dan penghalang dalam intervensi yang akan dilakukan pada individu berkesulitan belajar.
2.  Program pengajaran remedial perlu dimulai dari tingkat kemampuan aktual yang dimiliki individu yang berkesulitan belajar
         Dengan demikian, program pengajaran remedial tidak harus  dimulai dari kemampuan potensi IQ yang dimiliki anak karena potensi IQ mengidentifikasikan kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan aktual siswa.
3.  Pelaksanaan pengajaran remedial perlu mempertimbangkan   pemanfaatan pendekatan yang bersifat multisensori, artinya proses pengajaran hendaknya memanfaatkan seluruh indera. Akan tetapi sejauh mana hal ini dapat diterapkan di sesuaikan dengan kebutuhan sisiwa.
4.  Mengontrol variabel-vriabel yang mempengaruhi proses belajar. Variabel-variabel tersebut antara lain adalah emosi. Ketegasan guru, beban belajar, waktu yang dibutuhkan untuk belajar, media pembelajaran, dan lain-lainnya.pengontrolan tersebut mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan usuaha penanggulangan kesulitan belajar.
5.  Selalu mempertimbangkan hubungan antara kesulitan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan psychoneurologi. Karena faktor-faktor ini dapat menjadi penyebab utama di kesulitan belajar.
Bentu-bentuk pengajaran remedial
       Pengajaran remedial yang diterapkan pada individu berkesulitan belajar disesuaikan dengan kebutuhan individu yang bersangkutan, suatu kebutuhan yang bersifat homogen.berbagai bentuk pengajaran remedial kepada individu antara lain :
1.    Pelatihan penguasaan tugas dan keterampilan
                    Kirk & Gallagher (1986) Menjelaskan bahwa penguasaan tugas dan keterampilan ditekankan pada penyederhanaan urutan kegiatan dari tugas-tugas dan keterampilan-keterampilan yang perlu dikuasai oleh individu yang berkesulitan belajar. Pendekatan ini memberikan kesempatan pada individu yang bersangutan untuk menguasai elemen-elemen yang perlu dikuasai dalam suatu keterampilan tertentu sebelum ia mampu menguasai keterampilan tersebut secara keseluruhan

2.    Pelatihan penguasaan proses.
                    Misalnya terjadi pada individu yang mengalami kesulitan membaca. Ia perlu menguasai fonem-fonem dan memadukan berbagai fonem menjadi kata dan kalimat. Kemampuan ini merupakan persyaratan untuk dapat membaca.
                    Pelatihan penguasaan proses bertujuan untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa perkembangannya, seperti penyimpangan dalam pemusatan perhatian, ingatan, persepsi, berpikir, dan bahasa. Semua penyimpangan yang terjadi di dalam aspek tersebut menyebabkan terjadinya kesulitan belajar.

3.    Pelatihan prilaku dan kognitif
                    Sebelum pelatihan prilaku dan kognitif maka perlu diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan strategi analisis prilaku yang ditetapkan dalam proses belajar. Smith (1981) menguraikan strategi analisis prilaku terdiri dari lima tahapan, seperti di uraikan dibawah ini :
a.       Tahap penguasaan.
            Individu akan mempelajari cara-cara melakukan suatu tugas tertentu. Oleh sebab itu uru dapat melakukan berbagai teknik intervensi seperti : memberikan contoh, petunjuk lisan, dan penguatan.
b.      Tahap penghalusan.
            Siswa dapat mengaplikasikan semua tugas dengan cepat dan tepat, selanjutnya tugas tersebut dilakukan secara otomatis.
c.       Tahap pemeliharaan keterampilan.
            Pada tahap ini keterampilan- keterampilan dan  dan berbagai pengatahuan yang yang telah dikuasai oleh sisiwa dengan cepat dan tepat perlu dilakukan secara berkesinambungan sehingga kemampuan dalam dalam melakukan keterampilan- keterampilan dan berbagai pengatahuan tersebut dapat dipelihara.
d.      Tahap generalisasi
            Siswa telah mampu menteransfer atau memanfaatkan keterampilan dan pengatahuan yang dikuasainya pada situasi atau masalah baru. Oleh sebab itu, apabila diperlukan bantuan dari guru maka bantuan tersebut dapat diberikan oleh guru.

2.    Program Pendidikan Individual
                       Program pendidikan individual adalah suatu bentuk pelayanan PLB bagi anak berkesulitan belajar. Program tersebut biasanya dikembangkan oleh seorang guru PLB bagi anak berkesulitan belajar yang pelaksanaannya harus dievaluasi dulu oleh TP3I (Tim Penilai Program Pendidikan Individual). Suatu TP3I umumnya terdiri dari guru khusus bagi nak berkesulitan belajar, guru reguler (guru kelas atau guru bidang studi), kepala sekolah, orangtua, ahli yang berkaitan dengan anak (dokter dan psikolog), dan kalau mungkin juga anak itu sendiri. Suatu PPI (Program Pendidikan Individual) hendaknya memuat lima pernyataan, yaitu pernyataan tentang:
1.      Taraf kemampuan anak saat ini
2.      Tujuan pembelajaran umum dan penjabarannya ke dalam tujuan pembelajaran khusus
3.      Pelayanan khusus yang tersedia bagi anak dan perluasannya untuk mengikuti program regular
4.      Proyeksi tentang kapan dimulainya kegiatan dan waktu yang digunakan untuk memberikan pelayanan
5.      Prosedur evaluasi dan kriteria keberhasilan program.
Ada lima langkah utama dalam merancang suatu PPI, yaitu
1.    membentuk Tim PPI atau TP3I, (
2.    menilai kekuatan, kelemahan, dan minat anak,
3.    mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek,
4.    merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan,
5.    menentukan metode evaluasi untuk menentukan kemajuan anak.
          Tahapan-tahapan belajar ada empat, yaitu
1.    perolehan,
2.    kecakapan,
3.    pemeliharaan, dan
4.    generalisasi.
          Implikasi aspek psikologi behavioral bagi kesulitan belajar adalah
1.    terciptanya pembelajaran langsung yang efektif,
2.    perlunya menggabungkan pembelajaran langsung dengan pendekatan lainuntuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, dan perlunya mempertimbangkan tahapan-tahapan perkembangan dalam merancang pembelajaran..

B.       Berbagai Pilihan Penempatan
Dalam memilih system pendidikan penempatan untuk memberikan pelayanan pendidikan pada anak berkesulitan belajar ada beberapa factor  yang perlu di pertimbangkan. Berbagai factor tersebut adalah tingkat kesulitan kebutuhan anak untuk memperoleh pelayanan yang sesuai, dan keterampilan social dan akademik anak
Berikut ini secara berturut-turut akan di bahas pemberian pelayanan pendidikan dalam kelas khusus, ruang sumber, dan kelas regular.
1.        Kelas Khusus
           Sekolah yang menyelenggarakan kelas khusus biasanya menempatkan 10 atau 20 anak berkesulitan belajar dalam satu kelas. Pengelompokan dapat didasarkan atas taraf kesulitan atau factor - faktor lain.
           Dalam kelas khusus sepanjang hari belajar anak berkesulitan balajar di ajar guru khusus jenis pelayanan ini yang paling bersifat membatasi pergaulan nak berkesulitan belajar dengan anak yang tidak berkesulitan belajar dalam system integrative. 
           Dalam kelas khusus untuk bidang studi tertentu anak-anak belajar bidang studi yang tidak dapat mereka ikuti di kelas regular. Sebagian besar dari waktu yang digunakan di dalam kelas khusus jenis ini umumnya untuk pelajaran membaca, menulis, berhitung, dan kadang-kadang juga tentang keterampilan social atau aspek-aspek khusus dari bahasa
           Keuntungan dari system ini adalah :
1.      Pembelajarannya menjadi lebih efesien karna pengelomokan homogeny
2.      Anak berkesulitan belajar lebih banyak memperoleh pelayanan yang bersivat individual dari guru

     Adapun  kekuranganya dari system ini yaitu :
1.      Anak kesulitan belajar sering memperoleh cap negative yang dapat menganggum kepercayaan diri, penolakan dari teman, perolehan pendidikan di masa depan, sikap negative dari keluarga, dan harapan untuk hasil yang rendah dari guru.
2.      Anak kesulitan belajar cenderung hanya dapat berimitasi dengan sesama mereka.

2.        Ruangan Sumber
           Ruangan sumber merupakan ruang yang disediakan oleh sekolah oleh sekolah untuk meberikan pelayanan pendidikan khusus bagi anak yang membutuhkan, terutama yang tegolong berkesulitan belajar. Di dalam ruang tersebut terdapat guru remedial yang dan berbagai media belajar. Aktivitas di dalam ruang sumber umumnya berkosentrasi pada upaya memperbaiki keterampilan dasar seperti, membaca, menulis, dan berhitung.

           Pemberian pelayanan dalam bentuk ruang sumber memiliki keuntugan tetapi juga kekurangan  keuntungannya yaitu :
1.      Anak yang memerlukan bantuan khusus di bidang akademik atau social memperoleh bantuan dari guru yang terlatih .
2.      Anak kesulitan belajar tetep berada di kelas regular sehingga merdapt bergaul dengan anak yang yang tidak tergolong berkesilitan belajar
     Adapun kekurangannya yaitu:
1.      Meningkatkan jumlah waktu terbuang untuk pindah dari kelas regular ke kelas ruang sumber
2.      Mengurangi kemampuan guru kelas atau guru kelas regular untuk menangani anak secara individual
3.      Meningkatkan kemungkinan adanya inkosistensi pendekatan pembelajaran
4.      Meningkatkan jumlah spesialis yang bekerja untuk anak yang dapat menumbulkan pelayanan yang terpecah-pecah.
5.      Dapat meningkatkan konflik antara kebutuhan kelompok dan kebutuhan individual

3.      Kelas Reguler
              Jenis pelayanan dalam bentuk keas regular di maksudkan untuk mengubah citra tentang adanya dua tipe anak, yaitu anak yang berkesulitan belajar dan anak tidak berkesulitan belajar. Dalam kelas regular yang dirancang untuk membantu anak berkesulitan belajar diciptakan suasana belajar koperaktif sehingga memungkinkan semua anak, baikyang berkesulitan belajar maupun yang tidak ebrkesulitan belajar, dapat menjalin kerja sama untuk mencapai tijuan belajar.
              Program pelayanan pendidikan individual diberikan kepada semua anak yang membutuhkan baik yang berkesulitan belajar maupun tidak.dan bahkan juga diberikan kepada naka berbakat (gifted and talented) system pemberian pelayanan dalam bentuk kelas regular memiliki banyak keuntungan tetapi juga memiliki banyak kekurangan berbagai keuntungan dari system ini adalah :
1.   Anak berkesulitan belajar anakn mengunakan anak yang tidak berkesulitan belajar sebagai model prilaku mereka.
2.   Mengelola anak berkesulitan belajar dikelas regular lebih murah dari pada menyediakan mereka pelayanan dan situasi khusus.
3.   Anak yang tidak berkesulitan belajar dapat menjadi lebih memahami adanya perbedaan antarindividu
4.   Guru regular dimungkinkan untuk menjadi lebih dapat menyesuaikan pembelajaran mereka dengan karateristik individual semua anak.
Adanya berbagai kekurangan system pemberian pelayanan dalam bentuk kelas regular adalah
1.   Anak berkesulitan belajar kurang memperoleh pelayanan individual
2.   Anak berksulitan belajar masih mungkin memperoleh cap negative dari anak yang tidak berkesulitan belajar
3.   Anak yang berkesulitan belajar meungkin akan sering gagal sulitnya bahan dan tugas
4.   Anak berkesulitan belajar akakn dirugikan karena tidak memperoleh pelayanan PLB yang sistematis dan latihan keterampilan dasar yang cukup
5.   Semangat juang (morale), guru kelas atau guru regular mungkin akan terpengaruh secara  negarif karena banyak dianatara mereka yang tidak di persiapkan  untuk menangani anak berkesulitan belajar.

C.       Guru kunjung
Guru kunjung merupakan bentuk dari layanan kesulitan belajar. Guru kunjung merupakan konsultan kesulitan belajar yang datang secara berkala untuk memberikan bimbingan pada siswa kesulitan belajar. Jenis pelayanan ini hanya diberikan kepada sekolah yang memiliki sisiwa berkesulitan belajar ringan dengan jumlah siswa terbatas.

D.    Peranan Guru Khusus untuk Anak berkesulitan Belajar  
            Di negara kita guru khusus bagi anak berkesulitan belajar masih sangat langkah. Dengan dibukanaya bidang kekhususan baru, pendidikan bagi anak berkesulitan belajar dan pendidikan bagi anak berbakat, maka kedua lapangan pekerjaan bidangke khususan tersebut perlu dibuka agar mutu pelayanan pendidikan lebih meningkat.
            Adanya Sembilan peranan guru khusus bagi anak berkesulitaen balajar di sekolah (Lerner, 1988:147) kesembilan peranana tersebut adalah :
1.      Menyususn rangsangan program identifikasi, asesmen, dan pembelajaran anak berkesilitan belajar.
2.      Berpartisipasi dalam penjaringan, asesmen, dan evaluasi anak berkesulitan belajar .
3.      Berkonsultasi dengan para ahli yang terkait dan mengintersepsi kan laporan mereka.
4.      Melaksanakan tes, baik dengan tes formal maupun tes informal
5.      Berpartisipasi dalam penyusunan program pendidikanyang individualkan
6.      Mengimplementasikan program pendidikan yang indivdualkan
7.      Menyelengarakan pertemuan dan wawancara dengan orang tua
8.      Bekerja sama dengan guru regular atau guru kelas untuk memahami anak dan menyediakan pembelajaran yang efektif
9.      Membantu anak dalam mengembangkan pemahaman diri dan memperoleh harapan untuk berhasil serta keyakinan kesanggupan mengatasi kesulitan belajar.
      Ada dua kompetensi yang perlu di kuasai oleh guru bagi anak kesulitan belajar yaitu :
1.       Kompetensi teknis (technical competencies)    
 Kompetensi teknis mencakup:
a.          Memahami berbagai teori tentang kesulitan belajar.
b.         Memahami berbagai tes yang terkait dengan kesulitan belajar.
c.          Terampil dalam melaksanakan asesmen dan evaluasi.
d.         Terampil dalam mengajarkan bahasa lisan, bahasa tulis, membaca, matematika, mengelola perilaku, terampil dalam memberikan prevokasional dan vokasional.
2.      Kompetensi konsultasi kolaboratif (collaborative consultation competencies)
Kompetensi konsultasi kolaboratif mencakup kemampuan untuk menjalin hubungan kerjasama dengan semua orang yang terkait dengan upaya memberikan bantuan kepada ABB.
Ada beberapa prinsip konsultasi kolaboratif yang perlu diperhatikan yaitu:
a.   Tujuan umum
      Tujuan umum program pemblajaran ABB harus disadari oleh semua personel sekolah jika tiap personel sekolah bekerja dengan tujuan yang berbeda, maka akan menumbulkan konflik dan ketidak puasan.
b.   Komunikasi terbuka dan jelas
            suatu system komunikasi yang terencana  diperlukan untuk membantu dasar-dasar perceptual umum antar anggota yang terlibat dalam upayah penanggulangan kesulitan belajar.
c.   Kejelasan tanggung jawab
            tanpa adanya kejelasan tanggungjawab masing-masing anggota akan mudah terjadi konflik dan disfungsi
d.   Menanggulangi konflik
      jika berbrbagai masalah muncul. Berbagai metode untuk memecahkan masalah-masalah tersebut harus dikembangkan berbagai masalah tersebut tidak boleh di abaikan dan tidak boleh juga diselesiakan dengan paksa.
e.       Waktu dan fasilitas yang cukup
Tanpa adanya waktu yang cukup untuk merancang mengkomunikasikan,dan mengevaluasi, program, pendidikan bagi anak berkesulitan belajar akan mengalami banyak kesulitan dalam kegiatan sekolah yang padat

Ada berbagai aktivitas yang diharapkan dapat meningkatkan kerjasama atau kolaborasi antara lain:
a.   Pendidikan service
      guru regular dan personel sekolah yang sering tidak dibekalai pengatahuan tentang pendidikan bagi anak berkesulitan belajar
b.   Demonstrasi
            guru bagi anak berkesulitan belajar dapat mendemonstrasikan kepada personel sekolah tentang bahan, metode, teknik, dan tes yang digunakan dalam menyelesaikan berkesulitan belajar
a.       Metode studi kasus
      Diskusi yang mendalam tentang seorang anak berkesulitan belajar dapat melibatkan guru kelas dan personel guru lainnya.
b.      Pengalaman klinis
      Kerjasama anatara personel sekolah dapat dilakukan dengan melibatkan mereka secara langsung dalalm pelaksanaan diagnosis dan pengajaran .
c.       Pembicara tamu dan menghadiri seminar
      Menghadirkan pakar pendidikan anak berkesulitan belajar untuk memberikan ceramah di sekolah merupakan salah satu upayah untuk menimbulkan sikap positif para guru kelas sehingga mereka bersedia memberikan urunan tenaga dan pikiran untuk memecahkan masalah kesulitan belajar
d.      Laporan berkala
      Laporan bersekala atau jurnal yang berkaitan dengan kesulitan belajar hendaknya menjadi salah satu bacaan yang disediakan oleh sekolah bagi para guru.

E.    Hubungan Orang Tua dan Guru
      Dalam menjalin hubungan dengn orang tua, guru perlu memahami bahwa adanay berbagai reaksi para orang tua terhadap akan mereka yang berkesulitan belajar. Ada tiga macam reksi para orang tua terhadap anak mereka yang berkesulitan belajar yaitu
1.         Menolak atau tidak dapat menerima kenyataan
          Siakap menolak atau tidak dapat menerima kenyataan sering di perlihatkan dalam bentuk adanya hubungan syang-benci dan menerima-menolak anak. Sikap orang tua yang membenci dan menolak anak berkesulitan belajar tidak hanya dapat menghambat anak untuk menyesuaikan diri dengan kesulitannya tetapi juga menghambat komunikasi didalam keluarga sehingga pada gilirannya dapat menimbulkan rasa tidak aman pada anak. 
2.         Kompensasi yang berlebihan
          Konpensasi yangberlebihan tampak dari adanya kecenderungan orang tua untuk tidak bersikap relistik, kakau atau keras dan memberikan perlindungan yang berlebihan. Sikap orang tua seperti ini dapat megakibatkan anaknya menjadi cemas berlebihan sehingga pada gilirannya mebghambat pencapaian prestasi belajar yang optimal.
3.         Menerima anak apa adanya
      Orang tua yang bersikap menerima anak berkesulitan belajar apa adanya adalah adalah yang paling positif yang mungkin anak tumbuh dan berkembang secara optimal
          Ada lima tahapan penyesuaiaan orang tua dalam menghadapi anaknya yang bekesulitan belajar yaitu :
1.      Menyadari adanya masalah
2.      Mengenal masalah
3.      Mencari penyebab
4.      Mencari penyembuhan dan yang teraakhir
5.      Menerima anak apa adanya 
     Para orang tua umumnya ingin mengetahui tentang bantuan yang dapat mereka berikan kepada anak dirumah. Ada berbagai aktivitas yang dapat di berikan orang tua di rumah untuk membantu anak yaitu :
3.      Melakukan observasi prilaku anak.
4.      Memperbaiki prilaku anak.
5.      Mengajar anak.
Masyarakat pada umumnya memandang bahwa tugas orang tua di rumah adalah menanamkan kebiasaan dan tradisi yang berlaku di dalam lingkungan sosialnya orang tua diharapkan dapat mengajarkan kepada anak tentang norma dan keterampilan sosial.
Perlu tidaknya orang tua menjadi guru bagi anak mereka di rumah tergantung berbagai keadaan. Jika orang tua mampu menjalin hubungan yang baik dengan anak, menguasai bahan ajaran dan metode pengajarannya, dan memiliki waktu untuk mengajar, ada baiknya orang tua menjadi guru bagi mereka di rumah.

F.       Program Bimbingan dan Latihan bagi Orang Tua
Meskipun peranan orang tua terhadap keberhasilan anak disekolah telah lama dikenal.berikut ini akan dikemukakan program bimbingan dan program latihan bagi orang tua.
1.         Program Bimbingan bagi Orang Tua
Ada dua macam pendekatan dalam memberikan bagi orang tua yaitu :
1.    Pendekatan informasional
     Menekankan pada penyediaan pengatahuan bagi orang tua tentang kesulitan belajar

2.    Pendekatan psikoterapetik
      memusatkan perhatian pada usaha membantu orang tua memahami konflik keluarga dan gangguan yang disebabkannya
              Ada beberapa macam strategi pemberian bantuan bagi anak berkesulitan belajar seperti dikemukakan berikut :
1.  Hanya intervensi pendidikan
         Strategi ini ditunjukkan kepada anak berkesulitan tanpa gangguan emosional, yang memiliki stabil dan harmonis
2.  Hanya terampil individual
       Strategi ini di tunjukkan kepada anak berkesulitan belajar yang orang tuanya memiliki gangguan yang sulit disembuhkan seperti orang tua pecandu obat bius, peminum Alkohol.dll
3.  Bimbingan kelompok orang tua
        Strategi ini untuk orang tua yang baik, yang disarankan akan memperoleh keuntungan dari pertemuan-pertemuan kelompok yang berupayah memecahkan kesulitan belajar anak mereka
4.  Terapi individual dan toturial.
     Untuk anak berkesulitan belajar yang membutuhkan intervensi akademik yang sistematik dan orang tua yang memiliki gangguan yang sulit di sembuhkan
5.  Terapi bersama anak dan orang tua dengan pemberian terapi yang   berbeda         
        Digunakan jika pemberian terapi pada anak dan orang tua secara bersamaan   dapat menimbulkan kecemasan atau perasaan tertekan
6.  Terapi bersama anak dan orang tua dengan pemberian terapi yang sama
         Digunakan jika orang tua dan anak dapat menjalin interaksi   komperatif


7.  Terapi keluarga yang terdiri dari anak, orang tua, dan saudara-saudara kandung
        Digunakan bagi keluarga yang dapat memecahkan masalah dengan menciptakan lingkungan sosial yang saling menunjang atau komperatif.

2.    Program latihan bagi orang tua 
       Program ini ditunjukkan kepada orang tua untuk memperoleh keterampilan mengajar, berinteraksi, dan mengolah prilaku anak secara efektif dirumah

       Ada dua pendekatan dalam program latihan bagi orang tua yaitu :
1.        Pendekatan komunikasi
       Menekankan pada penyelenggaraan komunikasi langsung antara orang tua dengan anak
2.        Pendekatan keterlibatan
       Menekankan pada upayah pemecahan masalah praktis melalui kerjasama kelompok


Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dibicarakan didapat beberapa makna bahwa sistem pendidikan bagi anak berkesulitan belajar khusus memang penting dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki seorang anak
Dalam pengambangan kemampuannya di perlukan peranan guru khusus yang berkompetensi dalam mendidik seorang anak, dan dibutuhkan pula dukungan dari orang tua agar dapat melahirkan kemampuan yang jauh lebih baik dibandingkan anak berkesulitan belajar pada umumnya.
            Program latihan pada orang tua sangat penting dalam mengajar, berinteraksi, dan mengolah prilaku anak secara efektif dirumah, agar orang tua tidak selalu mengharapkan bantuan kepada guru khusus.




Daftar Pustaka

Abdurrahman Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. RINEK CIPTA
Martini. 2009. Pendidikan Berkesulitan belajar. Jakarta: Yayasan penamas murni.
Aisyah Ramadhani, 2005. Asesmen dan penanggulangan Anak Berkesulitan.  Jakarta: Bumi Aksara.
Subini Nani. 2011.  Mengatasi kesulitan belajar pada anak. Bandung: Javalitera.




Dosen Pembimbing   : Drs. M. Shodiq, Am, M.Pd
Mata Kuliah               : Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar

Tugas Kelompok
                              
       Sistem Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar Khusus







Disusun oleh :
                                                                  Anseko S. Mangalla  
                                                                       ( 114 504 0065)
                      

Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar