KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
yang Maha Esa atas limpahan rahamatNya sehingga makalah dengan judul “Sistem Pendidikan bagi Anak Berkesulitan belajar khusus” ini
selesai dilaksanakan. Tersusunya makalah ini merupakan salah satu upaya untuk
lebih mudah menambah wawasan dan pengetahuan teman-teman sekalian dan penulis
berharap makalah ini dapat benar-benar membantu teman-teman dan dapat berguna
bagi siapa pun yang membacanya khususnya pada mata kuliah “Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar”.
Berbagi kekurangan dan keterbatasan
yang mengiringi terbitnya makalah ini, olehnya itu kami dengan segala
kerendahan hati mengharapkan masukan dari pembaca untuk perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini .
Ucapan terima kasih yang
setinggi-tingginya kami sampaikan
kepada seluruh pihak yang ikut serta dalam penyusuna makalah ini.
Teori tentang kesulitan belajar merupakan sekumpulan
bangunan pengertian atau
konsep, definisi, dan dalil yang saling terkait, yang memungkinkan terbentuknya suatu gambaran
yang sistematik tentang fenomena kesulitan belajar dengan menjelaskan hubungan antarberbagai
variabel, dengan tujuan menjelaskan, meramalkan , dan mengendaliakan fenomena
tersebut.
A. Sistim Pelayanan Pendidikan
1. Pengajaran Remedial
Anak berkesuliatan belajar memerlukan
program pelayanan remedial hendaknya dilaksanakan oleh guru khusus yang
hendaknya dilaksanakan oleh guru khusus yang memiliki keahlian dalam bidang
pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Sebelum memberikan pengajaran
remedial, guru perlu lebih dahulu menegakkan diagnosis, yaitu menentukan jenis
dan penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang
efektif dan efisien. Ada tujuh langkah yang hendaknya diikuti oleh guru dalam
menegakkan diagnosis kesulitan belajar, yaitu:
1.
Identifikasi
2.
Menetukan prioritas anak
yang perlu diberi pelayanan pengajaran remedial
3.
Menentukan potensi
4.
Menentukan taraf keamapuan
dalam bidang yang perlu diremidasi
5.
Menentukan gejala kesulitan
6.
Menganalisis faktor-faktor
yang terkait
7.
Menyusun rekomendasi untuk
pengajaran remedial.
Ada sembilan prinsip
diagnosis kesulitan belajar yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.
terarah pada perumusan
metode perbaikan,
2.
efisien,
3.
penggunaan catatan
kumulatif,
4.
memperhatikan berbagai
informasi yang terkait,
5.
valid dan reliabel,
6.
penggunaan tes baku (kalau
mungkin),
7.
penggunaan prosedur
informal,
8.
kuantitatif, dan
9.
berkesinambungan.
Pendidikan
bagi anak berkesulitan belajar merupakan bagian dari ilmu pendidikan luar biasa
atau ortopedagogik. Pendidikan luar biasa bukan merupakan pendidikan yang
secara keseluruhan berbeda dari pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu,
pendidikan luar biasa dapat diselenggarakan terintegrasi dengan pendidikan pada
umumnya. Pemisahan anak luar biasa dari anak-anak lain pada umumnya hendaknya
hanya untuk keperluan pembelajaran (instruction), bukan untuk keperluan
pendidikan (education).
Pengajaran remedial adalah salah satu pengajaran yang
bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami sisiwa yang mengalami
kesulitan belajar. Sehubung dengan hal tersebut Kirk & Kirk (1976) Reid (1986)
dan Lovitt (1989) Mengemukakan bahwa perinsip pengajaran remedial yang
diuraikan di bawah ini
1.
Mengindividualisme
program pengajaran
Untuk
memahami kebutuhan siswa berkesulitan belajar yang bersifat homogen maka
program pengajaran perlu didesain sesuai dengan spesifikasi masalah kesulitan
belajar yang dialami. Disamping hal tersebut guru perlu memahami kondisi emosi
individual yang bersangkutan karena kondisi emosi dapat menjadi pendorong dan
penghalang dalam intervensi yang akan dilakukan pada individu berkesulitan
belajar.
2. Program pengajaran remedial perlu dimulai dari tingkat
kemampuan aktual yang dimiliki individu yang berkesulitan belajar
Dengan
demikian, program pengajaran remedial tidak harus dimulai dari kemampuan potensi IQ yang
dimiliki anak karena potensi IQ mengidentifikasikan kemampuan yang lebih tinggi
dari kemampuan aktual siswa.
3. Pelaksanaan pengajaran remedial perlu mempertimbangkan pemanfaatan pendekatan yang bersifat
multisensori, artinya proses pengajaran hendaknya memanfaatkan seluruh indera.
Akan tetapi sejauh mana hal ini dapat diterapkan di sesuaikan dengan kebutuhan
sisiwa.
4. Mengontrol variabel-vriabel yang mempengaruhi proses
belajar. Variabel-variabel tersebut antara lain adalah emosi. Ketegasan guru,
beban belajar, waktu yang dibutuhkan untuk belajar, media pembelajaran, dan
lain-lainnya.pengontrolan tersebut mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
usuaha penanggulangan kesulitan belajar.
5. Selalu mempertimbangkan hubungan antara kesulitan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan psychoneurologi. Karena faktor-faktor ini
dapat menjadi penyebab utama di kesulitan belajar.
Bentu-bentuk
pengajaran remedial
Pengajaran remedial yang diterapkan pada
individu berkesulitan belajar disesuaikan dengan kebutuhan individu yang
bersangkutan, suatu kebutuhan yang bersifat homogen.berbagai bentuk pengajaran
remedial kepada individu antara lain :
1.
Pelatihan
penguasaan tugas dan keterampilan
Kirk
& Gallagher (1986) Menjelaskan bahwa penguasaan tugas dan keterampilan
ditekankan pada penyederhanaan urutan kegiatan dari tugas-tugas dan
keterampilan-keterampilan yang perlu dikuasai oleh individu yang berkesulitan
belajar. Pendekatan ini memberikan kesempatan pada individu yang bersangutan
untuk menguasai elemen-elemen yang perlu dikuasai dalam suatu keterampilan
tertentu sebelum ia mampu menguasai keterampilan tersebut secara keseluruhan
2.
Pelatihan
penguasaan proses.
Misalnya
terjadi pada individu yang mengalami kesulitan membaca. Ia perlu menguasai
fonem-fonem dan memadukan berbagai fonem menjadi kata dan kalimat. Kemampuan
ini merupakan persyaratan untuk dapat membaca.
Pelatihan
penguasaan proses bertujuan untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi pada masa perkembangannya, seperti penyimpangan dalam pemusatan
perhatian, ingatan, persepsi, berpikir, dan bahasa. Semua penyimpangan yang
terjadi di dalam aspek tersebut menyebabkan terjadinya kesulitan belajar.
3.
Pelatihan prilaku
dan kognitif
Sebelum
pelatihan prilaku dan kognitif maka perlu diuraikan hal-hal yang berkaitan
dengan strategi analisis prilaku yang ditetapkan dalam proses belajar. Smith
(1981) menguraikan strategi analisis prilaku terdiri dari lima tahapan, seperti
di uraikan dibawah ini :
a.
Tahap penguasaan.
Individu
akan mempelajari cara-cara melakukan suatu tugas tertentu. Oleh sebab itu uru
dapat melakukan berbagai teknik intervensi seperti : memberikan contoh,
petunjuk lisan, dan penguatan.
b.
Tahap penghalusan.
Siswa
dapat mengaplikasikan semua tugas dengan cepat dan tepat, selanjutnya tugas
tersebut dilakukan secara otomatis.
c.
Tahap pemeliharaan
keterampilan.
Pada
tahap ini keterampilan- keterampilan dan
dan berbagai pengatahuan yang yang telah dikuasai oleh sisiwa dengan
cepat dan tepat perlu dilakukan secara berkesinambungan sehingga kemampuan
dalam dalam melakukan keterampilan- keterampilan dan berbagai pengatahuan
tersebut dapat dipelihara.
d.
Tahap generalisasi
Siswa
telah mampu menteransfer atau memanfaatkan keterampilan dan pengatahuan yang
dikuasainya pada situasi atau masalah baru. Oleh sebab itu, apabila diperlukan
bantuan dari guru maka bantuan tersebut dapat diberikan oleh guru.
2.
Program
Pendidikan Individual
Program
pendidikan individual adalah suatu bentuk pelayanan PLB bagi anak berkesulitan
belajar. Program tersebut biasanya dikembangkan oleh seorang guru PLB bagi anak
berkesulitan belajar yang pelaksanaannya harus dievaluasi dulu oleh TP3I (Tim
Penilai Program Pendidikan Individual). Suatu TP3I umumnya terdiri dari guru
khusus bagi nak berkesulitan belajar, guru reguler (guru kelas atau guru bidang
studi), kepala sekolah, orangtua, ahli yang berkaitan dengan anak (dokter dan
psikolog), dan kalau mungkin juga anak itu sendiri. Suatu PPI (Program
Pendidikan Individual) hendaknya memuat lima pernyataan, yaitu pernyataan
tentang:
1.
Taraf kemampuan anak saat
ini
2.
Tujuan pembelajaran umum
dan penjabarannya ke dalam tujuan pembelajaran khusus
3.
Pelayanan khusus yang
tersedia bagi anak dan perluasannya untuk mengikuti program regular
4.
Proyeksi tentang kapan
dimulainya kegiatan dan waktu yang digunakan untuk memberikan pelayanan
5.
Prosedur evaluasi dan
kriteria keberhasilan program.
Ada lima langkah utama
dalam merancang suatu PPI, yaitu
1.
membentuk Tim PPI atau
TP3I, (
2.
menilai kekuatan,
kelemahan, dan minat anak,
3.
mengembangkan tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek,
4.
merancang metode dan
prosedur pencapaian tujuan,
5.
menentukan metode evaluasi
untuk menentukan kemajuan anak.
Tahapan-tahapan
belajar ada empat, yaitu
1.
perolehan,
2.
kecakapan,
3.
pemeliharaan, dan
4.
generalisasi.
Implikasi
aspek psikologi behavioral bagi kesulitan belajar adalah
1.
terciptanya pembelajaran
langsung yang efektif,
2.
perlunya menggabungkan
pembelajaran langsung dengan pendekatan lainuntuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran, dan perlunya mempertimbangkan tahapan-tahapan perkembangan dalam
merancang pembelajaran..
B.
Berbagai Pilihan Penempatan
Dalam
memilih system pendidikan penempatan untuk memberikan pelayanan pendidikan pada
anak berkesulitan belajar ada beberapa factor
yang perlu di pertimbangkan. Berbagai factor tersebut adalah tingkat
kesulitan kebutuhan anak untuk memperoleh pelayanan yang sesuai, dan
keterampilan social dan akademik anak
Berikut
ini secara berturut-turut akan di bahas pemberian pelayanan pendidikan dalam
kelas khusus, ruang sumber, dan kelas regular.
1.
Kelas Khusus
Sekolah
yang menyelenggarakan kelas khusus biasanya menempatkan 10 atau 20 anak
berkesulitan belajar dalam satu kelas. Pengelompokan dapat didasarkan atas
taraf kesulitan atau factor - faktor lain.
Dalam
kelas khusus sepanjang hari belajar anak berkesulitan balajar di ajar guru
khusus jenis pelayanan ini yang paling bersifat membatasi pergaulan nak
berkesulitan belajar dengan anak yang tidak berkesulitan belajar dalam system
integrative.
Dalam
kelas khusus untuk bidang studi tertentu anak-anak belajar bidang studi yang
tidak dapat mereka ikuti di kelas regular. Sebagian besar dari waktu yang
digunakan di dalam kelas khusus jenis ini umumnya untuk pelajaran membaca,
menulis, berhitung, dan kadang-kadang juga tentang keterampilan social atau
aspek-aspek khusus dari bahasa
Keuntungan
dari system ini adalah :
1.
Pembelajarannya menjadi
lebih efesien karna pengelomokan homogeny
2.
Anak berkesulitan
belajar lebih banyak memperoleh pelayanan yang bersivat individual dari guru
Adapun
kekuranganya dari system ini yaitu :
1.
Anak kesulitan belajar
sering memperoleh cap negative yang dapat menganggum kepercayaan diri,
penolakan dari teman, perolehan pendidikan di masa depan, sikap negative dari
keluarga, dan harapan untuk hasil yang rendah dari guru.
2.
Anak kesulitan belajar
cenderung hanya dapat berimitasi dengan sesama mereka.
2.
Ruangan Sumber
Ruangan
sumber merupakan ruang yang disediakan oleh sekolah oleh sekolah untuk
meberikan pelayanan pendidikan khusus bagi anak yang membutuhkan, terutama yang
tegolong berkesulitan belajar. Di dalam ruang tersebut terdapat guru remedial
yang dan berbagai media belajar. Aktivitas di dalam ruang sumber umumnya
berkosentrasi pada upaya memperbaiki keterampilan dasar seperti, membaca,
menulis, dan berhitung.
Pemberian
pelayanan dalam bentuk ruang sumber memiliki keuntugan tetapi juga
kekurangan keuntungannya yaitu :
1.
Anak yang memerlukan
bantuan khusus di bidang akademik atau social memperoleh bantuan dari guru yang
terlatih .
2.
Anak kesulitan belajar
tetep berada di kelas regular sehingga merdapt bergaul dengan anak yang yang
tidak tergolong berkesilitan belajar
Adapun kekurangannya yaitu:
1.
Meningkatkan jumlah
waktu terbuang untuk pindah dari kelas regular ke kelas ruang sumber
2.
Mengurangi kemampuan
guru kelas atau guru kelas regular untuk menangani anak secara individual
3. Meningkatkan
kemungkinan adanya inkosistensi pendekatan pembelajaran
4.
Meningkatkan jumlah
spesialis yang bekerja untuk anak yang dapat menumbulkan pelayanan yang
terpecah-pecah.
5.
Dapat meningkatkan
konflik antara kebutuhan kelompok dan kebutuhan individual
3.
Kelas Reguler
Jenis pelayanan dalam bentuk keas regular di maksudkan
untuk mengubah citra tentang adanya dua tipe anak, yaitu anak yang berkesulitan
belajar dan anak tidak berkesulitan belajar. Dalam kelas regular yang dirancang
untuk membantu anak berkesulitan belajar diciptakan suasana belajar koperaktif
sehingga memungkinkan semua anak, baikyang berkesulitan belajar maupun yang
tidak ebrkesulitan belajar, dapat menjalin kerja sama untuk mencapai tijuan
belajar.
Program pelayanan pendidikan individual diberikan
kepada semua anak yang membutuhkan baik yang berkesulitan belajar maupun
tidak.dan bahkan juga diberikan kepada naka berbakat (gifted and talented)
system pemberian pelayanan dalam bentuk kelas regular memiliki banyak
keuntungan tetapi juga memiliki banyak kekurangan berbagai keuntungan dari
system ini adalah :
1.
Anak berkesulitan
belajar anakn mengunakan anak yang tidak berkesulitan belajar sebagai model
prilaku mereka.
2.
Mengelola anak
berkesulitan belajar dikelas regular lebih murah dari pada menyediakan mereka
pelayanan dan situasi khusus.
3.
Anak yang tidak
berkesulitan belajar dapat menjadi lebih memahami adanya perbedaan
antarindividu
4.
Guru regular
dimungkinkan untuk menjadi lebih dapat menyesuaikan pembelajaran mereka dengan
karateristik individual semua anak.
Adanya berbagai
kekurangan system pemberian pelayanan dalam bentuk kelas regular adalah
1.
Anak berkesulitan
belajar kurang memperoleh pelayanan individual
2.
Anak berksulitan
belajar masih mungkin memperoleh cap negative dari anak yang tidak berkesulitan
belajar
3.
Anak yang berkesulitan
belajar meungkin akan sering gagal sulitnya bahan dan tugas
4.
Anak berkesulitan
belajar akakn dirugikan karena tidak memperoleh pelayanan PLB yang sistematis
dan latihan keterampilan dasar yang cukup
5.
Semangat juang (morale),
guru kelas atau guru regular mungkin akan terpengaruh secara negarif karena banyak dianatara mereka yang
tidak di persiapkan untuk menangani anak
berkesulitan belajar.
C.
Guru kunjung
Guru kunjung merupakan bentuk dari layanan kesulitan
belajar. Guru kunjung merupakan konsultan kesulitan belajar yang datang secara
berkala untuk memberikan bimbingan pada siswa kesulitan belajar. Jenis
pelayanan ini hanya diberikan kepada sekolah yang memiliki sisiwa berkesulitan
belajar ringan dengan jumlah siswa terbatas.
D.
Peranan
Guru Khusus untuk Anak berkesulitan
Belajar
Di
negara kita guru khusus bagi anak berkesulitan belajar masih sangat langkah.
Dengan dibukanaya bidang kekhususan baru, pendidikan bagi anak berkesulitan
belajar dan pendidikan bagi anak berbakat, maka kedua lapangan pekerjaan
bidangke khususan tersebut perlu dibuka agar mutu pelayanan pendidikan lebih
meningkat.
Adanya Sembilan peranan guru khusus
bagi anak berkesulitaen balajar di sekolah (Lerner, 1988:147) kesembilan
peranana tersebut adalah :
1. Menyususn
rangsangan program identifikasi, asesmen, dan pembelajaran anak berkesilitan
belajar.
2. Berpartisipasi
dalam penjaringan, asesmen, dan evaluasi anak berkesulitan belajar .
3. Berkonsultasi
dengan para ahli yang terkait dan mengintersepsi kan laporan mereka.
4. Melaksanakan
tes, baik dengan tes formal maupun tes informal
5. Berpartisipasi
dalam penyusunan program pendidikanyang individualkan
6. Mengimplementasikan
program pendidikan yang indivdualkan
7. Menyelengarakan
pertemuan dan wawancara dengan orang tua
8. Bekerja
sama dengan guru regular atau guru kelas untuk memahami anak dan menyediakan
pembelajaran yang efektif
9. Membantu
anak dalam mengembangkan pemahaman diri dan memperoleh harapan untuk berhasil
serta keyakinan kesanggupan mengatasi kesulitan belajar.
Ada dua
kompetensi yang perlu di kuasai oleh guru bagi anak kesulitan belajar yaitu :
1.
Kompetensi teknis (technical competencies)
Kompetensi teknis mencakup:
a.
Memahami berbagai teori tentang kesulitan
belajar.
b.
Memahami berbagai tes yang terkait dengan
kesulitan belajar.
c.
Terampil dalam melaksanakan asesmen dan
evaluasi.
d.
Terampil dalam mengajarkan bahasa lisan, bahasa
tulis, membaca, matematika, mengelola perilaku, terampil dalam memberikan
prevokasional dan vokasional.
2.
Kompetensi konsultasi kolaboratif (collaborative
consultation competencies)
Kompetensi konsultasi kolaboratif mencakup kemampuan untuk
menjalin hubungan kerjasama dengan semua orang yang terkait dengan upaya
memberikan bantuan kepada ABB.
Ada beberapa prinsip konsultasi kolaboratif yang perlu
diperhatikan yaitu:
a. Tujuan umum
Tujuan umum program pemblajaran ABB harus
disadari oleh semua personel sekolah jika tiap personel sekolah bekerja dengan
tujuan yang berbeda, maka akan menumbulkan konflik dan ketidak puasan.
b. Komunikasi terbuka dan jelas
suatu
system komunikasi yang terencana
diperlukan untuk membantu dasar-dasar perceptual umum antar anggota yang
terlibat dalam upayah penanggulangan kesulitan belajar.
c. Kejelasan tanggung jawab
tanpa adanya kejelasan tanggungjawab
masing-masing anggota akan mudah terjadi konflik dan disfungsi
d. Menanggulangi
konflik
jika berbrbagai masalah muncul. Berbagai
metode untuk memecahkan masalah-masalah tersebut harus dikembangkan berbagai
masalah tersebut tidak boleh di abaikan dan tidak boleh juga diselesiakan
dengan paksa.
e. Waktu dan fasilitas yang
cukup
Tanpa adanya waktu yang cukup untuk
merancang mengkomunikasikan,dan mengevaluasi, program, pendidikan bagi anak
berkesulitan belajar akan mengalami banyak kesulitan dalam kegiatan sekolah
yang padat
Ada berbagai aktivitas yang diharapkan dapat meningkatkan
kerjasama atau kolaborasi antara lain:
a. Pendidikan
service
guru regular dan personel sekolah yang
sering tidak dibekalai pengatahuan tentang pendidikan bagi anak berkesulitan
belajar
b. Demonstrasi
guru
bagi anak berkesulitan belajar dapat mendemonstrasikan kepada personel sekolah
tentang bahan, metode, teknik, dan tes yang digunakan dalam menyelesaikan
berkesulitan belajar
a. Metode studi kasus
Diskusi
yang mendalam tentang seorang anak berkesulitan
belajar dapat melibatkan guru kelas dan personel guru lainnya.
b. Pengalaman klinis
Kerjasama
anatara personel sekolah dapat dilakukan dengan melibatkan mereka secara
langsung dalalm pelaksanaan diagnosis dan pengajaran .
c. Pembicara tamu dan
menghadiri seminar
Menghadirkan pakar pendidikan anak berkesulitan belajar untuk
memberikan ceramah di sekolah merupakan salah satu upayah untuk menimbulkan
sikap positif para guru kelas sehingga mereka bersedia memberikan urunan tenaga
dan pikiran untuk memecahkan masalah kesulitan belajar
d. Laporan berkala
Laporan bersekala atau jurnal yang berkaitan dengan kesulitan
belajar hendaknya menjadi salah satu bacaan yang disediakan oleh sekolah bagi
para guru.
E. Hubungan Orang Tua dan
Guru
Dalam menjalin hubungan dengn orang tua, guru perlu memahami
bahwa adanay berbagai reaksi para orang tua terhadap akan mereka yang
berkesulitan belajar. Ada tiga macam reksi para orang tua terhadap anak mereka
yang berkesulitan belajar yaitu
1.
Menolak atau tidak dapat menerima kenyataan
Siakap menolak atau tidak dapat menerima kenyataan sering
di perlihatkan dalam bentuk adanya hubungan syang-benci dan
menerima-menolak anak. Sikap orang tua yang membenci dan menolak anak
berkesulitan belajar tidak hanya dapat menghambat anak untuk menyesuaikan diri
dengan kesulitannya tetapi juga menghambat komunikasi didalam keluarga sehingga
pada gilirannya dapat menimbulkan rasa tidak aman pada anak.
2.
Kompensasi yang berlebihan
Konpensasi yangberlebihan tampak dari adanya kecenderungan
orang tua untuk tidak bersikap relistik, kakau atau keras dan memberikan
perlindungan yang berlebihan. Sikap orang tua seperti ini dapat megakibatkan
anaknya menjadi cemas berlebihan sehingga pada gilirannya mebghambat pencapaian
prestasi belajar yang optimal.
3.
Menerima anak apa adanya
Orang
tua yang bersikap menerima anak berkesulitan belajar apa adanya adalah adalah yang
paling positif yang mungkin anak tumbuh dan berkembang secara optimal
Ada lima tahapan penyesuaiaan orang tua dalam menghadapi
anaknya yang bekesulitan belajar yaitu :
1. Menyadari adanya masalah
2. Mengenal masalah
3. Mencari penyebab
4. Mencari penyembuhan dan
yang teraakhir
5. Menerima anak apa
adanya
Para
orang tua umumnya ingin mengetahui tentang bantuan yang dapat mereka berikan
kepada anak dirumah. Ada berbagai aktivitas yang dapat di berikan orang tua di
rumah untuk membantu anak yaitu :
3.
Melakukan observasi
prilaku anak.
4.
Memperbaiki prilaku
anak.
5.
Mengajar anak.
Masyarakat pada umumnya memandang bahwa tugas orang tua
di rumah adalah menanamkan kebiasaan dan tradisi yang berlaku di dalam
lingkungan sosialnya orang tua diharapkan dapat mengajarkan kepada anak tentang
norma dan keterampilan sosial.
Perlu tidaknya orang tua menjadi guru bagi anak mereka di
rumah tergantung berbagai keadaan. Jika orang tua mampu menjalin hubungan yang
baik dengan anak, menguasai bahan ajaran dan metode pengajarannya, dan memiliki
waktu untuk mengajar, ada baiknya orang tua menjadi guru bagi mereka di rumah.
F.
Program
Bimbingan dan Latihan bagi Orang Tua
Meskipun peranan orang tua terhadap keberhasilan anak
disekolah telah lama dikenal.berikut ini akan dikemukakan program bimbingan dan
program latihan bagi orang tua.
1.
Program
Bimbingan bagi Orang Tua
Ada dua macam pendekatan dalam memberikan bagi orang tua
yaitu :
1. Pendekatan informasional
Menekankan pada
penyediaan pengatahuan bagi orang tua tentang kesulitan belajar
2. Pendekatan psikoterapetik
memusatkan perhatian pada usaha membantu orang
tua memahami konflik keluarga dan gangguan yang disebabkannya
Ada beberapa macam strategi
pemberian bantuan bagi anak berkesulitan belajar seperti dikemukakan berikut :
1. Hanya intervensi pendidikan
Strategi
ini ditunjukkan kepada anak berkesulitan tanpa gangguan emosional, yang
memiliki stabil dan harmonis
2. Hanya terampil individual
Strategi ini
di tunjukkan kepada anak berkesulitan belajar yang orang tuanya memiliki
gangguan yang sulit disembuhkan seperti orang tua pecandu obat bius, peminum
Alkohol.dll
3. Bimbingan kelompok orang tua
Strategi ini
untuk orang tua yang baik, yang disarankan akan memperoleh keuntungan dari
pertemuan-pertemuan kelompok yang berupayah memecahkan kesulitan belajar anak mereka
4. Terapi individual dan toturial.
Untuk anak
berkesulitan belajar yang membutuhkan intervensi akademik yang sistematik dan
orang tua yang memiliki gangguan yang sulit di sembuhkan
5. Terapi bersama anak dan orang tua dengan pemberian terapi
yang berbeda
Digunakan jika pemberian terapi pada anak
dan orang tua secara bersamaan dapat
menimbulkan kecemasan atau perasaan tertekan
6. Terapi bersama anak dan orang tua dengan pemberian terapi
yang sama
Digunakan
jika orang tua dan anak dapat menjalin interaksi komperatif
7. Terapi keluarga yang terdiri dari anak, orang tua, dan
saudara-saudara kandung
Digunakan
bagi keluarga yang dapat memecahkan masalah dengan menciptakan lingkungan
sosial yang saling menunjang atau komperatif.
2. Program latihan bagi orang tua
Program ini
ditunjukkan kepada orang tua untuk memperoleh keterampilan mengajar,
berinteraksi, dan mengolah prilaku anak secara efektif dirumah
Ada dua pendekatan dalam program latihan
bagi orang tua yaitu :
1.
Pendekatan
komunikasi
Menekankan
pada penyelenggaraan komunikasi langsung antara orang tua dengan anak
2.
Pendekatan
keterlibatan
Menekankan
pada upayah pemecahan masalah praktis melalui kerjasama kelompok
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan yang telah dibicarakan didapat beberapa makna bahwa sistem pendidikan bagi anak berkesulitan belajar khusus memang penting
dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki seorang anak
Dalam
pengambangan kemampuannya di perlukan peranan guru khusus yang berkompetensi
dalam mendidik seorang anak, dan dibutuhkan pula dukungan dari orang tua agar
dapat melahirkan kemampuan yang jauh lebih baik dibandingkan anak berkesulitan
belajar pada umumnya.
Program latihan pada orang
tua sangat penting dalam mengajar,
berinteraksi, dan mengolah prilaku anak secara efektif dirumah, agar orang tua
tidak selalu mengharapkan bantuan kepada guru khusus.
Daftar Pustaka
Abdurrahman Mulyono. 2003. Pendidikan bagi
Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
PT. RINEK CIPTA
Martini. 2009. Pendidikan
Berkesulitan belajar. Jakarta: Yayasan penamas murni.
Aisyah Ramadhani, 2005. Asesmen dan
penanggulangan Anak Berkesulitan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Subini Nani. 2011.
Mengatasi kesulitan belajar pada
anak. Bandung: Javalitera.
Dosen
Pembimbing : Drs. M.
Shodiq, Am, M.Pd
Mata
Kuliah : Pendidikan Anak Berkesulitan
Belajar
“Sistem Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar Khusus ”
Disusun oleh :
Anseko S. Mangalla
( 114 504 0065)
Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar